Sabtu, 30 April 2011

C I N T A

Disusun Oleh Chak Sye

* "Cinta sejati sesungguhnya tidak mengharapkan imbalan apapun, kecuali cinta itu sendiri "

* "Cinta adalah untuk surga dan surga adalah untuk kita."

* "Cinta wanita yang sejati memberi sayap pada laki-laki, tetapi cinta yang palsu memberi belenggu."

* "Cinta adalah sebagai kemudi dalam bahtera kehidupan."

* "Cinta itu bermacam-macam, tetapi yang paling aman dan kekal adalah cinta yang melampaui pintu kekasih."

* "Cinta adalah kunci dari tiap-tiap keadaan yang baik dalam kehidupan manusia."

* "Cinta datangnya tak diketahui, tetapi perginya meninggalkan bekas."

* "Cinta kasih adalah penuh pengorbanan, penuh pengampunan, penuh penghargaan dan penuh pengabdian pada sesamanya."

* "Cinta pertama adalah lebih indah, lebih mesra dan kemungkinan memberi kebahagiaan dari pada cinta berikutnya, maka itu periharalah cinta pertama agar tumbuh subur sehingga anda dapat mengecap buahnya."

* "Cinta yang pertama adalah cinta yang murni dan hanya sekali saja timbul dari hati manusia."

* "Cinta itu bukan benda, tetapi semacam cita-cita hidup, sebab hidup tanpa cita-cita tak mempunyai arti, sedangkan cita-cita tanpa diiringi cinta akan mati."

* "Kita semua dilahirkan untuk cinta, itulah permulaan dan akhir kehidupan."

* "Cinta adalah jalan terpendek dari hati ke hati."

* "Cinta akan lebih indah bila dihiasi dengan air mata."

* "Cinta meliputi sepenuhnya kehidupan wanita, ia adalah penjara dan sorganya."

* "Cinta yang sejati tiba-tiba putus, tak ubahnya seperti orang tua yang kehilangan tongkatnya"

* "Cinta tak dapat diuji dengan ciuman, tapi perasaan halus adalah pengujinya."

* "Cinta diciptakan oleh Tuhan untuk mengunggulkan kelebihan orang lain dan menutupi kekurangannya."



admin Cack Sye
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

* "Cinta sejati sesungguhnya tidak mengharapkan imbalan apapun, kecuali cinta itu sendiri "

* "Cinta adalah untuk surga dan surga adalah untuk kita."

* "Cinta wanita yang sejati memberi sayap pada laki-laki, tetapi cinta yang palsu memberi belenggu."

* "Cinta adalah sebagai kemudi dalam bahtera kehidupan."

* "Cinta itu bermacam-macam, tetapi yang paling aman dan kekal adalah cinta yang melampaui pintu kekasih."

* "Cinta adalah kunci dari tiap-tiap keadaan yang baik dalam kehidupan manusia."

* "Cinta datangnya tak diketahui, tetapi perginya meninggalkan bekas."

* "Cinta kasih adalah penuh pengorbanan, penuh pengampunan, penuh penghargaan dan penuh pengabdian pada sesamanya."

* "Cinta pertama adalah lebih indah, lebih mesra dan kemungkinan memberi kebahagiaan dari pada cinta berikutnya, maka itu periharalah cinta pertama agar tumbuh subur sehingga anda dapat mengecap buahnya."

* "Cinta yang pertama adalah cinta yang murni dan hanya sekali saja timbul dari hati manusia."

* "Cinta itu bukan benda, tetapi semacam cita-cita hidup, sebab hidup tanpa cita-cita tak mempunyai arti, sedangkan cita-cita tanpa diiringi cinta akan mati."

* "Kita semua dilahirkan untuk cinta, itulah permulaan dan akhir kehidupan."

* "Cinta adalah jalan terpendek dari hati ke hati."

* "Cinta akan lebih indah bila dihiasi dengan air mata."

* "Cinta meliputi sepenuhnya kehidupan wanita, ia adalah penjara dan sorganya."

* "Cinta yang sejati tiba-tiba putus, tak ubahnya seperti orang tua yang kehilangan tongkatnya"

* "Cinta tak dapat diuji dengan ciuman, tapi perasaan halus adalah pengujinya."

* "Cinta diciptakan oleh Tuhan untuk mengunggulkan kelebihan orang lain dan menutupi kekurangannya."

Jumat, 22 April 2011

Sekilas Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw

Oleh Ridwan SH Mbt

Kepemimpinan, Administrasi dan Konsultasi/Musyawarah

Sekalipun para sahabat Nabi saw menjalankan setiap perintah Nabi saw tanpa ragu, dan berulang-ulang mengatakan percaya penuh kepada Nabi saw dan bahkan mau terjun ke sungai atau ke dalam kobaran api jika saja Nabi saw memerintahkannya, Sahabat-sahabat¬nya untuk konsultasi dengan mereka yang dipandangnya penting, merupakan faktor-faktor utama yang memberikan sumbangsih bagi pengaruhnya yang luar biasa di kalangan para sahabatnya. Fakta ini ditunjukkan oleh Al-Qur’an. Al-Qur’an memfirmankan:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (١٥٩)

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan din dari sekelitingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”. (QS. Âli ‘Imrân: 159)

Dengan demikian Musyawarah menjadi prinsip dasar dalam pengabilan Keputusan, tanpa harus propagan tuk mendapat suara terbanyak. Hal mana sangat tepat seperti yg diungkapkan guru saya mengatakan " Bukan Monarchi dan bukan juga Demokrasi" mengapa dalam alam demokrasi skrng syarat dengan propagandan dan janji2 palsu.  Dan beliau tidak mau mengadu domba masyarakatnya, tdk seperti pada masa sekarang manajemen konlik menjadi yang utama.Meskipun demikian Rasul tetap memanggil sahabatnya tuk bermusyawarah dalam merumuskan dan menetapkan hal2 yg mendasar lagi prinsip dalam kehidupan.

Rasulullah mempunyai  karakter / Perilaku Sosial Yang Baik

Dalam kehidupan di tengah masyarakat, Nabi saw selalu baik hati, riang dan sopan terhadap semua orang. Nabi saw selalu yang lebih duluan memberikan salam, sekalipun kepada anak-anak dan para sahaya. Nabi saw tak pernah meregangkan kakinya di hadapan orang, dan tak pernah berbaring di hadapan orang. Kalau tengah bersama Nabi saw, semua orang duduk mengelilingi Nabi saw. Tak ada yang punya tempat khusus. Nabi saw selalu memperhatikan sahabat-sahabatnya. Kalau Nabi saw tak melihat siapa pun di antara sahabat-sahabatnya itu selama dua atau tiga hari, Nabi saw menanyakannya. Jika ternyata sahabat itu sakit, Nabi saw menjenguknya. Dan jika sahabat itu mendapat kesulitan, Nabi saw berupaya memecahkan problemnya.Baginda tida

Lembut Namun Tegas
Dalam masalah pribadi, Nabi saw lembut, simpatik dan toleran. Pada banyak peristiwa sejarah, toleransi Nabi saw merupakan salah satu alasan kenapa Nabi saw sukses. Namun dalam masalah prinsip ketika mengenai masalah kepentingan masyarakat atau hukum, Nabi saw tegas dan tak pernah memperlihatkan sikap toleran.

Hidup Sederhana
Hidup sederhana merupakan salah satu prinsip hidup Nabi saw. Nabi saw biasa mengatakan: “Sungguh menyenangkan kekayaan itu, jika didapat dengan cara yang halal oleh orang yang tahu cara membelanjakannya”. Nabi saw juga mengatakan: “Kekayaan merupakan bantuan yang baik bagi ketakwaan”

Ketetapan Hati dan Sabar
Tekad atau kemauan keras Nabi saw sungguh luar biasa. Tekad ini mempengaruhi para sahabatnya juga. Dalam masa hidupnya, beberapa kali kondisi sedemikian rupa sehingga kelihatannya tak ada lagi harapan, namun tak pernah ada kata gagal dalam benaknya.


Teratur dan Tertib
Semua tindakan Nabi saw teratur dan tertib. Nabi saw bekerja sesuai dengan jadwal. Nabi saw mengajak para sahabatnya untuk berbuat sama. Berkat pengaruh Nabi saw, para sahabat jadi penuh disiplin.

Mau Mendengarkan Kritik dan Tak Suka Pujian yang Bersifat Menjilat

Nabi saw suka bekerja sempurna. Nabi saw biasa mengerjakan sesuatu dengan benar dan efisien Terkadang Nabi saw terpaksa menghadapi kritik para sahabat. Namun tanpa bersikap keras terhadap mereka, Nabi saw menjelas-kan keputusannya, dan para sahabat pun akhimya mau menerima. Nabi saw membenci sekali pujian yang bersifat menjilat. Nabi saw mengatakan: “Lemparkan debu ke wajah orang yang menjilat”.

Memerangi Kelemahan

Nabi saw tidak mengeksploitasi titik lemah dan kebodohan orang. Nabi saw justru berupaya memperbaiki kelemahan orang dan membuat orang mengetahui apa yang tidak mereka ketahui sebelumnya. Pada hari meninggalnya putra Nabi saw yang berusia tujuh belas bulan, kebetulan terjadi gerhana matahari. Orang pada mengatakan bahwa gerhana tersebut terjadi karena duka cita yang merundung Nabi saw. Nabi saw tidak tinggal diam menghadapi pikiran yang keliru ini. Nabi saw kemudian naik ke mimbar dan mengatakan: “Wahai manusia! Bulan dan matahari adalah dua tanda dari Allah. Terjadinya gerhana keduanya bukan karena kematian seseorang.”

Memiliki Kualitas Sebagai Pemimpin
Nabi saw memiliki kualitas maksimum kepemimpinan seperti sifat mau tahu orang, teguh had, efisien, berani, tak takut meng¬hadapi konsekuensi suatu tindakan, mampu melihat ke depan, mampu menghadapi kritik, mengakui kemampuan orang lain, mendelegasikan kekuasaan kepada orang lain yang mampu, luwes dalam masalah pribadinya, keras dalam masalah prinsip, memandang penting orang lain, memajukan bakat intelektual, emosional dan praktis mereka, menjauhkan diri dari praktik lalim, tidak meminta ketaatan buta, bersahaja dan rendah hati, bermartabat dan sangat memperhatikan pengelolaan sumber daya manusia. Nabi saw sering mengatakan: “Jika kamu bertiga mengadakan perjalanan bersama, maka pilih salah satu dari kalian sebagai pemimpin”.
Dalam konteks kepemimpinan, Nabi mengembangkan kepemimpinan moral dalam kehidupan politiknya. Ini merupakan respons yang sangat tepat dalam menghadapi struktur masyarakat pra-Islam yang feodalistik dan represif, karena yang ditekankan adalah aspek moralitas (akhlaq al-karimah). Oleh karena itu, politik pada zaman Nabi berfungsi sebagai kendaraan moral yang efektif.
Nabi Muhammad dengan spirit religiusitas dan moralitasnya berhasil membangun sebuah komunitas yang beradab di Madinah. Bersama semua unsur penduduk Madinah, Nabi meletakkan dasar-dasar peradaban (madaniyyah) dengan membuat sebuah perjanjian (Piagam Madinah) yang mengatur mengenai kehidupan beragama, ekonomi, sosial, dan politik. Dalam hal ini, ikatan keadaban (bond of civility) ditegakkan oleh semangat universal ketuhanan untuk menegakkan sistem hukum yang adil dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Moralitas menjadi kunci penting dalam kepemimpinan yang dikembangkan oleh Nabi. Berdasarkan bukti-bukti historis, moralitas menjadi titik poros bagi pengembangan kehidupan bersama yang mampu menciptakan kesejahteraan. Oleh karena itu, jika mengharapkan bangsa Indonesia mampu keluar dari krisis menuju ke arah kehidupan yang menyejahterakan, kepemimpinan yang berlandaskan kepada moralitas merupakan sebuah kebutuhan mutlak. Sebaliknya, pemimpin yang tidak mempertimbangkan moralitas hanyalah akan mengantarkan negara ke arah kehancuran.
Karakteristik kepemimpinan Rasulullah saw. adalah, kejujuran yang teruji dan terbukti. Kejujuran adalah perilaku kunci yang sangat efektif untuk membangun kepercayaan (kredibilitas) sebagai seorang pemimpin. Di samping itu, beliau juga cakap dan cerdas, inovatif dan berwawasan ke depan,
tegas tapi rendah hati, pemberani tapi bersahaja, kuat fisik dan tahan penderitaan.
Pola kepemimpinan Rasulullah Muhammad saw., dapat dijadikan rujukan yang utama dalam kehidupan umat manusia, terutama bagi yang beriman dan bertakwa, serta selalu berzikir kepada Allah SWT. Hal ini sejalan sebagaimana diungkap Allah dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 21, yang berbunyi :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (٢١)
Artinya: “Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagi kamu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan hari akhir dan dia banyak menyebut nama Allah”.

Nabi Muhammad saw. adalah pemimpin dunia yang terbesar sepanjang sejarah. Karena hanya dalam waktu 23 tahun, dengan biaya kurang dari satu persen biaya yang dipergunakan untuk revolusi Perancis dan dengan korban kurang dari seribu orang. Beliau telah menghasilkan tiga karya besar yang belum pernah dicapai oleh pemimpin yang manapun di seluruh dunia sejak Nabi Adam as. sampai sekarang. Tiga karya besar tersebut adalah:
تَوْحِيْدُ الإِلهِ (mengesakan Tuhan)

Nabi Besar Muhammad saw. telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semula mempercayai Tuhan sebanyak 360 (berfaham polytheisme) menjadi bangsa yang memiliki keyakinan tauhid mutlak atau monotheisme absolut.
تَوْحِيْدُ الأُمَّةِ (kesatuan ummat)

Nabi Besar Muhammad saw. telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semua selalu melakukan permusuhan dan peperangan antar suku dan antar kabilah, menjadi bangsa yang bersatu padu dalam ikatan keimanan dalam naungan agama Islam.
تَوْحِيْدُ الْحُكُوْمَةِ (kesatuan pemerintahan)
Nabi Besar Muhammad saw. telah berhasil membimbing bangsa Arab yang selamanya belum pernah memiliki pemerintahan sendiri yang merdeka dan berdaulat, karena bangsa Arab adalah bangsa yang selalu dijajah oleh Persia dan Romawi, menjadi bangsa yang mampu mendirikan negara kesatuan yang terbentang luas mulai dari benua Afrika sampai Asia.

Kunci dari keberhasilan perjuangan beliau dalam waktu relatif singkat itu adalah terletak pada tiga hal:
Keunggulan agama Islam
Ketepatan sistem dan metode yang beliau pergunakan untuk berda’wah.
Kepribadian beliau.
An Nahlu ayat 125:
اُدْعُ اِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ، وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِى هِيَ اَحْسَنُ ؛ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ ، وَهَوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ .
Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Surat Fushshilat ayat 34:
وَلاَ تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلاَ السَّيِّئَةُ ؛ اِدْفَعْ بِالَّتِى هِيَ اَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ .
Artinya: “Dan tiadalah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”.

surat Ali Imran ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ ، وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ، فَاعْفُ عَنْهَمْ .وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الاَمْرِ ، فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ ؛ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ .
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
 Kepemimpinan Rasul Saw, dalam mengatur negara baru terlihat ketika beliau berada di Madinah, atas permintaan orang-orang Madinah kepada nabi Saw, ketika peristiwa Baitul ‘Aqabah pertama sebanyak 12 orang datang ke aqabah (tidak berapa jauh dari tempat pelontaran jumrah ‘aqabah ± 150 meter) menyatakan diri masuk Islam dan siap mematuhi segala perintah nabi, dan 1 tahun berikutnya datang sebanyak 72 orang lagi, masuk Islam dan sekaligus mengajak nabi Muhammad Saw, untuk pindah ke kota Madinah. Peristiwa ini dikenal dengan Bai’ah ‘Aqabah kedua.

 Peristiwa penting ini, menjadi catatan sejarah awal kekuasaan Rasul Saw, dalam membangun negara Madinah, atas permintaan penduduk Madinah, bukan dengan cara “berjualan politik” seperti yang terlihat dalam fenomena politik sekarang ini. Dan yang paling mengagumkan dalam kedua perjanjian itu bahwa inti dari kesepakatan tersebut tidak berbenturan dengan teori politik modern yang dibanggabanggakan oleh masyarakat sekarang, yaitu melakukan “kontrak sosial” dengan calon pemimpin. Bukankah diantara butir-butir perjanjian ‘Aqabah pertama dan kedua tersebut yang notabenenya berhubungan erat dengan kontrak sosial, penduduk Madinah merelakan diri mereka untuk dipimpin dan merelakan sebahagian hak mereka untuk diserahkan kepada nabi Saw, dan sebagai konpensasinya Rasul Saw, berkewajiban melindungi rakyat Madinah dan itu adalah sebagian dari tugas dan kewajiban kepala negara dan merupakan embrio berdirinya negara Islam Madinah. Wallahua’lam.

Senin, 18 April 2011

RAHASIA ELEMEN BESI

Ternyata besiditurunkan

Memang sungguh ajaib, nama salah satu elemen kimia dalam tabel periodik, yaitu besi (Fe = ferrum) bisa menjadi salah satu judul surat dalam kitab Al Qur’an. Dan hal ini diperdebatkan sebagai salah satu hal yang dianggap sebagai salah satu kelemahan Al-Qur’an. Tetapi itulah Al-Qur’an, dan apakah ini akan menjadi salah satu kelemahan, atau malah salah satu pesona yang tak terbantahkan dari Al-Qur’an? Sehingga pertanyaan bagi orang awam tentunya, karakter apa yang menarik pada surat ini? Lalu, mengapa besi dijadikan salah satu nama surat dalam Al-Qur’an? Bukankah emas, misalnya, adalah logam mulia yang lebih berharga?
Surat ini turun di antara masa-masa Perang Uhud, pada awal terbentuknya Negara Islam di Madinah. Oleh karena itu, bisa dipahami jika cukup banyak ayat yang memerintahkan pembaca untuk menafkahkan harta bagi kepentingan umum. Nama surat terambil dari kalimat wa anzalnal-hadida, ayat 25. Ayat seperti ini, menurut pandangan Malik Ben Nabi, laksana “kilauan anak panah” yang menarik perhatian bagi kaum berakal; yang diselipkan di antara pelajaran-pelajaran yang menyangkut ketuhanan.
” Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.”Qur’an surah Al-Hadiid 57 : 25
Karakter pertama yang menarik perhatian adalah banyak penafsir menghindari terjemahan wa ansalnal-hadida dengan “Kami ciptakan besi”, padahal secara intrinksik seharusnya. “Kami turunkan besi”, sebagaimana terjemahan “Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan mizan (keadilan, keseimbangan, keselarasan, kesepadanan)”. Mengapa demikian? Karena dalam bayangan mufasir klasik, bagaimana caranya besi diturunkan dari langit? Apakah dijatuhkan begitu saja?
Namun seiring dengan perkembangan waktu, pengetahuan manusia bertambah. Ilmuwan seperti Profesor Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi berpandangan bahwa “memang besi diturunkan dari langit”. Sains memberikan informasi kepada kita bahwa besi termasuk logam berat tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri.
Karakter kedua, ketika menjelaskan besi “memberikan kekuatan yang hebat” barangkali pembaca membayangkan senjata pemusnah sekelas ICBM, Intercontinental Ballistic Missile (peluru kendali antarbenua) atau senjata pemusnah massal seperti senjata kimia. Tetapi bukan hanya itu. Nikmat yang paling besar yang diberikan Tuhan kepada umat manusia adalah “desain bumi”. Bumi dan isinya dilindungi oleh Sabuk Van Allen yang membungkus bumi seolah-olah perisai berbentuk medan elektromagnetik berenergi tinggi. Perisai dengan “kekuatan hebat” ini tidak dimiliki oleh planet-planet lain.
Sabuk radiasi yang membentuk energi tinggi, terdiri dari proton dan elektron, mengelilingi ribuan kilometer di alas bumi, diberi nama Sabuk Van Allen. Sabuk ini melindungi bumi dan isinya dari ledakan dahsyat energi matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali yang disebut solar flares. Ledakan dahsyat ini bila tidak ditahan di angkasa dapat meluluh-lantakkan semua kehidupan di bumi, dengan kekuatan setara 100 juta bom atom Hiroshima. Perlindungan juga didapatkan dari serangan badai kosmis yang membahayakan umat manusia. Bagaimana sabuk perisai ini terbentuk? Sabuk ini terbentuk dari inti bumi yang besar, yaitu terdiri dari besi dan nikel. Keduanya membentuk medan magnet yang besar, yang tidak dimiliki oleh planet lain, kecuali planet Merkurius, dengan radiasi yang lebih lemah.
Barangkali kita sekarang paham mengapa besi menempati salah satu judul surat di dalam Al-Qur’an. Inti besi dan nikel “melindungi makhluk bumi” berupa perisai elektromagnetik dengan “kekuatan yang hebat”. Namun yang terpenting, Al-Qur’an ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa besi tidak dapat diproduksi di bumi. Oleh karena itu, ia langsung diturunkan dari langit untuk dimanfaatkan oleh manusia sesuai dengan ayat 25.
Harap pembaca juga memperhatikan kodetifikasi di alam raya, solar flares terjadi 11 tahun sekali. Metonic cycle 19 tahun sekali, komet Halley rata-rata 76 tahun sekali mendekati bumi, penyesuaian Kalender Lunar mengikuti siklus 11 tahun dan 19 tahun.
Elemen Berat Besi, Fe-57
Karakter ketiga berhubungan dengan elemen kimia dalam tabel periodik. Kita tidak mungkin menafsirkan Surat Besi tanpa “membedah” elemen kimia besi berikut karakterisistiknya, yang berhubungan dengan kata al- hadid. Tanpa mengenal sifat¬sifat besi, pembaca tidak akan mengetahui “keindahan” Surat Besi ini, yang diletakkan pada nomor 57.
Nilai kata atau al-jumal al-hadid adalah 57. Terdiri dari al (31) dan hadid (26). Tabel al-jumal bisa dilihat pada table berikut :
TABEL AL- JUMAL, ATAU NILAI GEMATRIK TIAP HURUF ARAB

Fakta Pertama
Fakta menunjukkan bahwa besi atau al-hadid mempunyai nilai (al-junmal) 57, sama dengan nomor suratnya, atau (19 x 3). Kelipatan 19 dengan koefisien angka 3. Besi, menurut Peter Van Krogt ahli elementimologi, telah lama digunakan sejak zaman prasejarah, 7 generasi sejak Adam as. Besi adalah salah satu elemen berat, dengan simbol Fe, atau ferrum, yang berarti “elemen suci” dari kata Iren (Anglo-Saxon). Diberi nama ferrum, ketika pemerintahan Romawi, kaisar Roma yang bernama Marcus Aurelius dan Commodus menghubungkan dengan mitos Planet Mars. Ilmu kimia modern mengatakan bahwa besi atau Fe ini mempunyai 8 isotop, di mana hanya 4 isotop saja yang stabil, yaitu dengan simbol Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58.
ISOTOP BESI


Besi mempunyai nomor atom 26, posisinya terletak di tengah-tengah tabel periodik. Sedangkan Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil mempunyai 31 neutron. Ini berbeda dengan isotop stabil lainnya, misalnya Fe-56 mempunyai 30 neutron dan Fe-58 mempunyai 32 neutron. Fe-57 juga diketahui mempunyai “ionisasi energi” tingkat ke-3, sebesar 2957 jk/mol (dibulatkan), energi yang keluar untuk mengubah status Fe+2 ke Fe+3. Besi sendiri mempunyai 4 tingkatan energi–itulah mengapa hanya 4 isotop saja yang stabil. Terakhir yang tidak kalah penting, Fe-57 jdga diketahui mempunyai massa atom sebesar 56,9354.

Fakta Kedua
Begitu kita mengenal karakterisitik besi, kita mendapat gambaran banyak hal, misalnya:
  • Salah satu isotop besi yang stabil, Fe-57, mempunyai nomor simbol sama dengan nomor Surat al-Hadid, dan al-jumal dari al-hadid adalah 57 juga.
  • Besi mempunyai nomor atom 26, ditunjukkan oleh al-jumal kafa hadid.
  • Fe-57 mempunyi elektron 31 buah, ditunjukkan oleh al-jumal dari kata “al”.
  • Koefisien 3, dari (19 x 3), ditunjukkan dengan ionisasi tingkat energi ke-3 yang dilepas sebesar 2957 jk/mol. Surat al-Hadid
  • mempunyai ayat berjumlah 29 buah atau kodetifikasi 2957.
  • Peneliti al-Qur’an dari kelompok Fakir 60 di Amerika Serikat menjelaskan bahwa banyaknya kata dalam surat ini seluruhnya adalah 574 kata, sedangkan banyaknya kata dari awal surat sampai dengan ayat ke-25 (kata pertama) adalah 451. Bilangan 574 menunjukkan “Fe-57 adalah salah satu isotop yang stabil dari 4 isotop yang ada” atau berarti juga “yang mempunyai 4 tingkatan energi”.
  • Bilangan 451, banyaknya kata, adalah jumlah bilangan nomor simbol kedelapan isotop besi: Fe-52, Fe-54, Fe-55, Fe-56, Fe-57, Fe-58, Fe-58, sampai Fe-60; yaitu 52 + 54 + 55 + 56 + 57+ 58 + 59 + 60 = 451. 
  • Enkripsi pada keempat isotop stabil, Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58 merupakan kelipatan 19 atau: 54565758 = 19 x 2871882 •
  • Demikian juga massa atom Fe-57, 56.9354 adalah: 569354 = 19 x 29966 
  • Bukan suatu kebetulan, jika nomor surat dan nomor ayat besi (QS 57: 25) ditunjukkan dengan angka 19. 5+7+2+5=19
  • Bukan pula suatu kebetulan jika Surat Besi diletakkan di tengah-tengah al-Qur’an, sebagaimana elemen besi nomor 26 terletak di tengah-tengah tabel periodik.
  • Dari sisi matematika, angka 57 clan 29 tergolong ajaib karena angka-angka tersebut merupakan:57×29= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 +…+ 57 atau (19 x 87)
Kata “besi” dalam al-Qur’an disebut 9 kali dalam 6 ayat yang berbeda. Barangkali salah satu keterangan yang menarik dari hal yang menarik lainnya adalah keterangan yang berhubungan dengan “rahasia” Dzulkarnain pada Surat al-Kahfi (18:96), yang berarti “gua”. Ayat tersebut berkisah tentang “pintu besi” yang dibangun oleh Dzulkarnain “di antara kedua puncak gunung”.


 Suatu saat akan hancur, ketika kiamat telah dekat. Tanda-tanda kiamat ini menarik perhatian ilmuwan Barat clan juga Winston Churchill, PM Inggris pada tahun 1940-an. Perhatian para ahli arkeologi Muslim terletak pada karakter siapa yang pas untuk Dzulkarnain dalam sejarah? Apakah Raja dari Macedonia (tafsir Yusuf Ali dan Prof. Dr. H. Mahmud Yunus mengatakan Iskandar Dzulkarnain dari Macedonia, sehingga mengundang kritikan ahli sejarah, karena tidak pas), Alexander Agung, ataukah Cyrius Kaisar dari Persia? Sedangkan perhatian Churchill, karena ramalan “perang besar yang akan terjadi” sebelum dunia kiamat, sebagian tercatat dalam Kitab Mulia Al-Qur’an, dengan versi lain jika dibandingkan dengan Bibel. Lalu siapakah Gog dan Magog (versi Barat), apakah kaum Kulit Kuning (Oriental), Hindu, animis, atau Komunis Rusia? Sedangkan Al-Qur’an menyebutnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj (al-Kahfi [181:94])? Belum diketahui pasti siapa mereka. Indikasi masa depan, ada berbagai kemungkinan. Namun, satu hal, tampaknya para arkeolog telah menemukan “Pintu Besi” yang dimaksud oleh al-Qur’an di Derbent, termasuk dalam wilayah Uni Sovyet dahulu, seperti tercantum dalam Encyclopedia Columbia, walaupun masih diperdebatkan di kalangan sejarawan modern, siapa sebenarnya yang membangun pintu besi tersebut, Alexander Agung ataukah Cyrius?
Encyclopedia Columbia edisi ke-6, mencatat bahwa Derbent ditemukan pada tahun 438 oleh bangsa Persia sebagai pertahanan yang strategis di Pintu Besi. Benteng tersebut masih ada clan diberi nama Tembok Kaukasia (Caucasian Wall) juga disebut Tembok Alexander. Dibangun oleh bangsa Persia (yang menemukannya) pada abad ke-6, untuk menahan serangan pendatang-pendatang dari daerah Utara.

Dengan demikian, Surat Besi ini menunjukkan keistimewaannya dengan berbagai cara, di antaranya adalah besi diturunkan secara intrinksik dari langit melalui meteorit pada awal terbentuknya bumi, miliaran tahun yang lalu. Besi diketahui mempunyai kekuatan yang dahsyat: inti besi dan nikel membentuk perisai medan magnet bumi dengan energi yang luar biasa untuk menahan solar flares dan badai magnetik angkasa. Sedangkan nomor surat 57 sama dengan al-jumal dari al-hadid (57). Surat ini juga memperlihatkan karakter Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil. Selain itu, ditunjukkan dengan kodetifikasi nomor atom (26) dan jumlah elektron (31) yang mengelilingi inti atom besi. Kodetifikasi surat dan ayat juga ditunjukkan dengan jumlah digit nomor surat dan ayat besi (al-Hadid 57: 25), yaitu bilangan’ 19. Ramalan atau prophecy: Besi atau Pintu Besi Dzulkarnain diisyaratkan berhubungan dengan salah satu tanda datangnya kiamat – hancur secara fisik – ketika bangsa yang dinamakan Ya’juj dan Ma’juj menimbulkan kerusakan di bumi.
source: buku Matematika Alam Semesta karya Arifin Muftie

.

Jumat, 08 April 2011

KEBERANIAN MENEGAKKAN KEADILAN

 
Tentang keberanian menegakkan kebenaran

Keadilan, sebuah kata yang manis di mulut dan merdu di telinga. Betapa banyak kita jumpai orang yang ingin menegakkannya. Ada yang berjuang melalui jalur hukum dengan mendirikan berbagai lembaga bantuan hukum. Ada pula yang berjuang melalui jalur politik dengan mendirikan partai. Ada pula yang berjuang melalui gerakan-gerakan massa dengan berorasi dan membongkar borok-borok sekelompok orang yang dianggap durjana. Ada pula yang berjuang melalui media massa dengan menerbitkan selebaran dan surat kabar tentangnya. Semuanya ingin meraih sebuah kebaikan, yaitu keadilan. Namun sangat disayangkan. Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan tapi tidak mendapatkannya.

Kalau kita mau jujur bertanya kepada diri kita masing-masing, sejauh manakah kita mengerti hakikat keadilan dan kepada siapa saja keadilan itu harus kita terapkan. Maka mungkin saja gambaran tentang keadilan itu ternyata masih samar dan rancu di dalam benak kita. Ada perkara yang kita anggap biasa dan sepele namun ternyata itu termasuk kezaliman yang sangat besar. Sebaliknya bisa jadi sesuatu yang kita anggap sebagai nilai keadilan yang sangat tinggi tapi ternyata masih ada keadilan lain yang lebih tinggi dan lebih berhak untuk dibela. Karena itulah di sini kami ingin mengajak para pembaca yang budiman untuk kembali memandang masalah yang ada di hadapan kita dengan kacamata Al-Qur’an dan As Sunnah melalui metode pemahaman Salafush Shalih.

Allah Memerintahkan Kita untuk Berbuat Adil

Di dalam Al-Qur’an Allah menyatakan:

“Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan.” (QS. Al Maa’idah: 8)

Ketika mengomentari ayat “Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang menegakkan kebenaran, menjadi saksi karena Allah” Syaikh Abu Bakar Al Jazaa’iri hafizhahullah mengatakan, “Artinya (Allah memerintahkan untuk) menegakkan keadilan dalam hal hukum dan persaksian…” (Nidaa’atur Rahman, hal. 86) Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah mengatakan, “…Setiap kali kalian bersemangat menegakkan keadilan dan bersungguh-sungguh untuk menerapkannya maka hal itu akan membuat kalian semakin lebih dekat kepada ketakwaan hati. Apabila keadilan diterapkan dengan sempurna maka ketakwaan pun menjadi sempurna.” (Taisir Karimir Rahman, hal. 224)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan tentang hakikat keadilan. Beliau menerangkan bahwa makna adil adalah menunaikan hak kepada setiap pemiliknya. Atau bisa juga diartikan dengan mendudukkan setiap pemilik kedudukan pada tempat yang semestinya (silakan lihat Huquuq Da’at Ilaihal Fithrah wa Qararat Haa Asy Syari’ah, hal. 9) Dengan demikian inti pengertian adil ialah masalah hak dan kedudukan. Segala sesuatu memiliki hak dan kedudukan. Sampai orang kafir yang tidak memerangi kaum muslimin pun memiliki hak keamanan di dalam Islam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa membunuh orang kafir mu’ahad maka tidak akan bisa mencium aroma surga.” (HR. Bukhari)

Mengenal Keadilan dengan Lawannya

Lawan dari adil adalah zalim. Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa kezaliman itu ada tiga macam:

   1. Kezaliman yang paling zalim, yaitu berbuat syirik kepada Allah. Meskipun orang yang melakukan syirik tidaklah dikatakan menzalimi Allah, bahkan dirinya sendirilah yang dizaliminya. Karena dia telah menghinakan dirinya kepada sesuatu yang tidak layak untuk disembah.
   2. Kezaliman seseorang terhadap dirinya sendiri. Yaitu dia tidak menunaikan hak dirinya sendiri. Seperti contohnya berpuasa tanpa berbuka, shalat malam terus dan tidak mau tidur.
   3. Kezaliman seseorang kepada orang lain. Seperti misalnya ketika dia melanggar hak orang lain dengan memukulnya, membunuhnya, merampas hartanya, dan lain sebagainya. (lihat Al Qaul Al Mufid, I/35, Ad Daa’ wad Dawaa’ hal. 145)

Sehingga dapat kita simpulkan, apabila seseorang ingin berbuat adil dengan sempurna maka dia harus bertauhid dengan benar, meninggalkan kezaliman terhadap diri sendiri maupun kepada sesama hamba. Dengan ketiga hal inilah keadilan hakiki akan tegak. Sungguh aneh apabila ada orang yang menzalimi hewan disebut orang yang zalim, lantas kepada orang yang berbuat syirik justru dibiarkan leluasa dengan alasan hak asasi manusia?! Syirik disebut perbuatan zalim karena dengannya seorang hamba telah menujukan ibadah kepada sesuatu yang tidak berhak mendapatkan peribadahan. Padahal tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah. Nabi bersabda, “Hak Allah yang harus ditunaikan oleh hamba adalah mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Oleh karena itulah Luqman menasihati anaknya untuk tidak berbuat syirik, karena syirik termasuk kezaliman. Sebagaimana difirmankan Allah ta’ala yang artinya, “Sesungguhnya syirik itu kezaliman yang sangat besar.” (QS. Luqman: 13)

Sebagaimana kezaliman itu bertingkat-tingkat maka keadilan pun demikian. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sungguh Kami telah mengutus para utusan Kami dengan keterangan-keterangan, dan Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca supaya manusia menegakkan keadilan.” (QS. Al Hadiid: 25)

Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Allah subhanahu wa ta’ala memberitakan bahwa Dia mengutus para Rasul-Nya, menurunkan kitab-kitab-Nya supaya manusia menegakkan al qisth yaitu keadilan. Salah satu di antara bentuk keadilan yang paling agung adalah tauhid. Ia adalah pokok terbesar keadilan dan pilar penegaknya. Sedangkan syirik adalah kezaliman yang sangat besar. Sehingga syirik merupakan kezaliman yang paling zalim, sedangkan tauhid merupakan keadilan yang paling adil…” (Ad Daa’ wad Dawaa’, hal. 145)

Lebih Dekat Mengenali Kesyirikan

Sebagaimana sudah dinyatakan di muka bahwa syirik termasuk kezaliman. Bahkan ia tergolong kezaliman yang terbesar karena menyangkut hak Allah ta’ala, pencipta dan penguasa alam semesta. Maka sudah selayaknya perkara ini kita kupas lebih dalam. Pembaca, semoga Allah memberikan taufik kepada kita. Para ulama telah mendefinisikan syirik sebagai sebuah tindakan menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang termasuk kekhususan Allah.

Kekhususan Allah itu meliputi tiga perkara:

   1. Rububiyah-Nya seperti menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberikan rezeki, mengatur alam semesta, menguasainya, mengabulkan doa dan lain sebagainya.
   2. Uluhiyah-Nya seperti mendapatkan persembahan kurban, sembelihan, menjadi tempat meminta pertolongan, menjadi tujuan peribadahan, menjadi satu-satunya penetap syari’at dan lain sebagainya.
   3. Asma’ wa shifat-Nya seperti memiliki nama Allah, Ar Rahman dan Ar Rabb. Atau menyandang sifat mengetahui hal yang ghaib, dan semacamnya.

Dengan demikian syirik itu terbagi tiga: syirik dalam hal rububiyah, syirik dalam hal uluhiyah maupun syirik dalam hal asma’ wa shifat. Contoh sederhana yang bisa menggambarkan terjadinya ketiga macam syirik ini sekaligus adalah apabila ada seseorang yang berdoa meminta pertolongan kepada wali yang sudah mati. Di dalam tindakan tersebut tergabung tiga macam syirik sekaligus, mari kita buktikan!

Pertama, seorang yang berdoa kepada wali berarti dia meyakini wali bisa mengabulkan permintaannya. Ini berarti dia telah terjatuh dalam syirik rububiyah.

Kedua, seorang yang berdoa kepada wali berarti dia telah menunjukan salah satu bentuk ibadah kepada selain Allah, yaitu doa. Padahal Nabi bersabda, “Doa itulah ibadah” (HR. Tirmidzi) Ini berarti dia telah terjatuh dalam syirik uluhiyah atau syirik ibadah.

Ketiga, seorang yang berdoa kepada wali maka berarti dia meyakini wali itu bisa mendengar doanya, padahal si wali telah mati. Ini menjerumuskan dirinya ke dalam syirik dalam hal sifat-sifat Allah ta’ala, yaitu Maha mendengar. Dia menyamakan kemampuan mendengar wali tersebut dengan kemampuan mendengar Allah ta’ala. Maha suci Allah dari apa yang mereka lakukan. Nah, apakah perbuatan seperti ini pernah terbayang di benak kita kalau itu termasuk kezaliman ? Ataukah bahkan sebaliknya, ada yang menganggapnya bagian tradisi nenek moyang yang layak menjadi aset pariwisata ?!

Memberantas Kezaliman dengan Kezaliman

Aneh tapi nyata. Sebagian orang ada yang mengatasnamakan dirinya sebagai pejuang keadilan. Mereka ingin membela hak-hak rakyat yang tertindas dan dizalimi. Namun di sisi lain cara yang mereka tempuh juga zalim. Mungkin benar juga orang yang menyebut tindakan mereka ini seperti ulahnya Robin Hood ’si pencuri yang baik’. Padahal mana ada pencuri yang baik ? Mereka mengajak rakyat untuk bergabung dalam sebuah sistem yang zalim. Yaitu sebuah sistem bernegara yang tidak membedakan hak dan kedudukan lelaki dengan wanita. Padahal Al-Qur’an yang mulia dengan tegas mengatakan, “Dan tidaklah laki-laki sama sebagaimana wanita.” (QS. Ali Imran: 36) Rasulullah pun dengan tegas mengatakan, “Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan kepemimpinan mereka kepada perempuan.” (HR. Bukhari) Mereka ingin agar rakyat mendukung sistem ini, yang dengannya suara seorang ulama disejajarkan dengan suara seorang pejudi kelas kakap. Yang dengannya suara seorang kafir seharga dengan suara seorang muslim. Padahal Allah ta’ala dengan tegas menyatakan, “Katakanlah, ‘Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?’” (QS. Az Zumar: 9) Allah juga berfirman, “Apakah Kami akan menjadikan orang-orang muslim sebagaimana halnya orang-orang yang pendosa (kafir)” (QS. Al Qalam : 35) Allah juga berfirman, “Akankah Kami akan menjadikan (keadaan) orang-orang yang bertakwa sama dengan orang yang gemar berbuat dosa?” (QS. Shaad: 28)

Duhai, alangkah zalimnya mereka ini. Belum lagi kezaliman lain yang timbul tatkala terjadi pengambilan keputusan hukum di tangan rakyat, kekuasaan di tangan rakyat. Padahal Allah berfirman, “Barang siapa yang tidak memutuskan hukum dengan yang diturunkan Allah maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Maa’idah: 45) Seolah-olah suara rakyat adalah segala-galanya. Siapa yang terbanyak suaranya itulah yang menang dalam pertarungan kekuasaan. Lalu apakah bedanya sistem ini dengan hukum rimba. Di sana, binatang yang besar dan kuat badannya mengalahkan binatang yang kecil dan lemah. Dan di sini, suara yang banyak mengalahkan suara yang sedikit, wahai orang yang berakal apa bedanya demokrasi dengan hukum rimba?! Maka pantaslah apabila singa mendapatkan kedudukan sebagai raja hutan, karena singa paling kuat, paling ganas dan paling menakutkan suaranya, dan tentu saja paling kejam apabila menghabisi mangsanya!! Wahai para dai penyeru keadilan dan kesejahteraan, di manakah keadilan yang kalian perjuangkan ? Hak siapakah yang kalian bela? Dengan sistem impor ini kalian telah mensejajarkan umat Islam yang dimuliakan Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang kafir yang dihinakan oleh Allah dan Rasul-Nya. Adakah penghinaan yang lebih jelek daripada penghinaan ini ?

Tauhid Awwalan Ya Du’aatal Islaam

Memang tidak berlebihan apabila para ulama senantiasa mewasiatkan kepada para dai untuk mengedepankan dakwah tauhid dalam menempuh perbaikan di dalam tubuh umat. Bagaimana tidak ? Karena dengan tauhidlah hati-hati manusia akan bergantung semata-mata kepada Tuhannya. Sehingga apa pun hukum yang diberikan Allah serta merta mereka terima dengan lapang dada dan tangan terbuka. Karena dengan tauhidlah wanita-wanita mukminah akan kembali tergerak untuk mengenakan kembali jilbab dan gaun rasa malunya. Sehingga pornografi akan tercabut dan menjadi sampah yang disingkirkan oleh para pemuda. Karena dengan tauhidlah hati para orang tua akan kembali tersadar akan pentingnya pendidikan iman kepada putra dan putrinya, sehingga perguruan tinggi, sekolah dan pesantren akan marak dengan mahasiswa, murid, santriwan dan santriwati yang bertakwa. Dan dengan tauhid itulah akan tegak keadilan tertinggi di jagat raya, dan tumbanglah kezaliman terjelek (baca: syirik) yang mengotori sejarah peradaban umat manusia.

Tauhid, inilah ruh dakwah dan perjuangan para Nabi dan Rasul ‘alaihimush shalatu was salaam, janganlah kita sepelekan. Allah ta’ala berfirman, “Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang mengajak sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (QS. An Nahl: 36) Sedangkan thaghut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah, baik dengan cara dipatuhi, disembah atau diikuti. Lalu bagaimana dengan sistem demokrasi. Bukankah manusia mematuhinya dan juga mengikutinya, sampai sebagian di antara mereka pun terjerumus dalam kesyirikan dalam hal ketaatan kepada selain Allah ta’ala. Taat kepada sistem ciptaan manusia yang bertentangan dengan keadilan Allah ta’ala.

Demokrasi bukan cara yang benar untuk bisa mendirikan sebuah negara yang islami. Bagaimana mau dibuat islami sementara ketika menerapkan sistem ini sudah sejak awal Islam disejajarkan dengan agama-agama kekafiran. Lalu kapankah terwujud sebuah negara Islam yang kalian dambakan ? Itu hanya ada dalam khayalan. Saudaraku, sayangilah waktumu, sayanglah energimu, sayangilah harta dan tenagamu. Marilah bergabung bersama barisan peniti jejak generasi terbaik yang dipimpin oleh para penerus ulama salaf di masa kini; Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baaz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahumullah beserta murid-murid mereka dan para ulama lain yang berjalan di atas manhaj mereka, yaitu manhaj salaf. Tebarkan tauhid di tengah umat, hidupkan Sunnah yang telah ditinggalkan masyarakat. Niscaya keberhasilan akan tercapai. Persatuan umat pun akan terjalin. Dan ikatan ukhuwah tidak akan lagi perlu dirusak oleh belenggu-belenggu partai dan sekte. Bersatulah di atas manhaj salaf ahlus sunnah wal jama’ah. Allah telah menjanjikan kepada kalian, “Jika kalian menolong (agama) Allah maka Allah pasti akan menolong kalian dan mengokohkan kedudukan kalian.” (QS. Muhammad: 7)
Wallahu a’lam bish shawaab.



Senin, 04 April 2011

JADILAH KREATIF

Jadilah Kreatif

Orang sukses itu selain mereka bekerja keras dalam memaksimalkan kemampuan yang dimiliki mereka juga adalah orang yang mempunyai sifat kreatif dan inovatif

Sebagai contoh orang kreatif adalah seseorang yang mencuri, mecontek, mencontoh, meniru skill atau ilmu seseorang kemudian mengembangkan .

Contoh lah Sebagaian sifat orang orang yang mecontek produk / ilmu orang yang sangat hebat kemudian dengan langkah kreatif mencari dan memperbaiki kelemahannya lalu mengembangkannya sehingga hasil yang didapat jauh lebih canggih dan hebat dari produk aslinya.

So.. buat mereka yang kurang kreatif rubahlah sifat  anda yang hanya bergantung dari kemampuan orang lain tanpa adanya pengembangan, niscaya orang-orang seperti anda akan mentok dalam segala hal dan pastinya anda tidak akan lebih hebat.

Waktu tidak banyak mari mulai sekarang tanamkan Slogan Stop Dreaming Start Action secara konsisten, terarah serta terukur dan tentunya harus kreatif. Wasallam.

.

Sabtu, 02 April 2011

MARGALUYU 151: HARI INI ADALAH ABADI

MARGALUYU 151: HARI INI ADALAH ABADI

Rahasia ALLAH SWT Yang Ada Pada Madu

Rahasia ALLAH SWT Yang Ada Pada Madu


أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَخِي يَشْتَكِي بَطْنَهُ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَى الثَّانِيَةَ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَاهُ فَقَالَ قَدْ فَعَلْتُ فَقَالَ صَدَقَ اللَّهُ وَكَذَبَ بَطْنُ أَخِيكَ اسْقِهِ عَسَلًا فَسَقَاهُ فَبَرَأَ
(صحيح البخاري)

“sungguh seorang datang pada Nabi saw dan berkata saudaraku sakit perut, maka bersabda Rasul saw : Beri ia madu. Lalu ia datang lagi mengadukan saudaranya masih sakit, Rasul saw bersabda : beri ia madu. Lalu ia datang ketiga kalinya (saudaranya masih sakit) dan Rasul saw bersabda : beri ia madu. Orang itu berkata : sudah kuperbuat (dua kali) namun tidak sembuh. Rasul saw bersabda : beri ia madu, sungguh Maha Benar Allah dan jangan kau didustakan oleh perut saudaramu. Maka orang itu memberi saudaranya madu (yg ketiga kali) dan ia sembuh.” (Shahih Bukhari)

Allah Swt berfirman didalam QS. An-Nahl yang diwahyukan kepada lebah “wa awhaa Rabbuka illannahli anittakhidzii minal jibali buyutan waminasysyajari wa mimma ya’risyuuna; tsumma kulii min kullisysyamarati faslukii subula Rabbiki dzululan yakhruju mim buthuuniha syarabun mukhtalifun alwaanuhu, fiihi syifaa’ullinnaas, inna fidzalika la ayatalliqaumin yatafakkarun”  
(QS. An-Nahl : 68 – 69)
 
“wa awhaa Rabbuka illa annahli”  
Dan Tuhanmu telah mewahyukan (memerintahkan) kepada lebah (tawon); 
“anittakhidzii minal jibali buyutan”  
agar mengambil rumah – rumahnya (sarang- sarangnya) di gunung – gunung, jangan di tempat manusia. jadikanlah gunung – gunung itu rumah kalian, wahai lebah dan di pohon – pohon dan kalian boleh bersarang juga pada bangunan yang disiapkan manusia untuk mengambil madu kalian
Indahnya perintah Allah kepada lebah untuk berbakti kepada manusia. Allah berkata  
“anittakhidzii minal jibali buyutan, waminassyajari, wamimmaa ya’risyuun”  
wahai lebah, kalian tinggal di gunung – gunung atau di pohon – pohon, atau ditempat yang dibangun manusia untuk kalian”, sudah diperintah oleh Allah.


.

GURU KEHIDUPAN

GURU KEHIDUPAN




guru terbaikmu ada dalam dirimu


guru terburuk pun ada dalam dirimu


maka bersihkan hatimu… dengan khusyuk sholat, doa, dzikir


lebih mulia bila diikuti dengan puasa ikhlas senin kamis rutin


agar guru yang baiklah yang menuntun


jalan pikiran dan hidupmu


.